Sepakbola tentunya adalah olahraga yang paling banyak digemari masyarakat di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Berbicara
tentang Indonesia, negara yang penduduknya hampir mencapai 250 juta
jiwa, mayoritas penggila bola. Menariknya, Indonesia adalah pangsa pasar
potensial dalam bisnis sepakbola.
Tidak
heran promotor begitu mudah mendatangkan klub elit Eropa. Peringkat
FIFA ke-168 sama sekali tidak berpengaruh. Potensi konsumenlah yang
meninggikan nilai jual Indonesia.
Beberapa bulan terakhir Tim
Nasional (Timnas) Belanda dan tiga klub raksasa Inggris yaitu Arsenal,
Liverpool, dan Chelsea datang berlaga di Stadion Gelora Bung Karno
(GBK).
Kesan kehormatan, kebanggaan, kesempatan belajar, dan
kebahagiaan terungkapkan publik. Pro dan kontra pun bermunculan dari
berbagai pihak dan beragam sudut pandang.
Hipotesis itu adalah
teori usang yang sudah berlaku mulai dari hampir setengah abad lalu,
saat republik ini baru berumur jagung dan PSSI kembali dibentuk di awal
dekade 1950-an. Kala itu, tak terhitung banyaknya klub-klub luar negeri
yang singgah ke Indonesia. Motifnya jelas hanya satu: ekonomi.
Dibalik
populernya suporter dan pangsa pasar indonesia, ada fakta-fakta
memalukan yang mungkin menjadi ganjalan bagi perkembangan persepakbolaan
di tanah air.
Inilah fakta-fakta menarik tentang dunia sepakbola di Indonesia yang mungkin tak terpikirkan dibenak kita:
1. Lapangan tergenang air saat hujan
Saat
hujan tiba, pasti sulit untuk menemukan lapangan yang tak tergenang air
dan becek. Entah karena kualitas rumput atau hal lain yang
menyebabkannya. Namun fakta ini tidak hanya berlaku untuk pertandingan
kelas liga domestik saja, tidak saat tim-tim besar eropa datang.
2. Suporter yang fanatik
Suporter
bola di Indonesia memang dikenal sangat fanatik, anarkis dan bahkan tak
takut mati. Mereka nekat melakukan apa saja agar bisa menyaksikan tim
kesayangan mereka bertanding. Saat kalah, mereka pun sulit menerima
kekalahan dan tak takut untuk menyerang suporter lawan.
3. Memakai uang rakyat (APBD) untuk membiayai klub
Hal ini hanya terjadi Indonesia, klub diabiayai dari uang rakyat.
4. Petugas keamanan
Jika
kita lihat sepakbola di luar negeri, seperti Barclays Premier League,
BBVA, dan lain sebagainya, jika kita mati petugas keamanannya menghadap
ke arah penonton karena tak ingin hal yang tak diinginkan terjadi.
Berbeda dengan Indonesia yang petugas keamanannya justru menghadap ke
arah lapangan dan tak jarang ‘asyik’ menonton jalannya pertandingan.
5. Jarang pertandingan
Jarak yang harus ditempuh suatu klub untuk tandang melawan klub lain begitu jauh, bahkan harus antar pulau untuk bertanding.
6. Rasisme
Di
sepak bola dunia, rasisme memang menjadi hal yang diperhatikan sangat
serius. Berbeda dengan di Indonesia yang seolah-olah dibiarkan dengan
adanya rasisme.
7. Terlambat menggaji pemain
Inilah
hal lain yang mungkin hanya terjadi di Indonesia, klub terlambat
menggaji pemain. Bahkan ada kasus yang belum lama ini, ada pemain yang
telat digaji oleh klubnya sampai dia dinyatakan meninggal.
Sumber : LensaIndonesia
0 comments:
Post a Comment